Teddy Bear Holding A Heart Balloon

Senin, 20 Oktober 2014

Thanks For All Honey

Thanks For All Honey



Cast                 : Lee Gikwang
                           Park Na Eun

Other Cast       :  Jeon Jungkook

Genre              : Sad Romance (maybe)
Rate                 : 17 || oneshoot
Karya              : Nur Dini Nuri R
**

Na Eun POV
Memiliki namjachingu seperti dia memang menyenangkan. tampan, lucu, good looking itulah dia. Semenjak 1 tahun lalu, eomma dan appa mengenalkanku dengannya, asyik, begitulah yang aku rasakan. Sikap dingin yang dikatakan orang sekitar tentangnya  memang benar , sebelumnya akupun merasakannya, tetapi setelah itu aku dan dia hanya butuh waktu 3 bulan untuk mengenal satu sama lain dan  akhirnya aku tau sifat aslinya. Tidak ! dia tak se dingin yang mereka katakan, entah kenapa dia memiliki sikap dingin? Akupun tak tahu.
3 bulan setelah perkenalan kita, semua berjalan mengalir seperti air. Perjalanan kisah cinta aku dan dia, tak banyak yang tahu, dia yang notabene seorang anggota band The Rocker yang begitu terkenal di kampusnya, Pusan National University bahkan di kota Anyang sekalipun.
 Udara panas kota Anyang sedikit membuatku mandi keringat. Menunggu adalah hal yang paling aku benci, kenapa? Aku sendiri pun tak tau kenapa aku benci dengan “menunggu”. Saat ini aku memaksakan diriku menunggu dia (kekasih ku) yang akan menjemputku dan mengajakku ke suatu tempat, entah kemana dia tidak memberi tahu ku.

“Aigoo…kenapa hari ini kau tak bersahabat denganku hah?” ujarku mengangkat tangan menutupi dahiku yang terkena sinar matahari langsung. Menunggu dia yang akan menjemputku dengan terpaksa aku harus berpanas-panasan dengan sang matahari.


Good luck baby good luck to you kkok haengbokhaeya hae suara nada telfon ku berbunyi

“yeoboseyo?”

“chagi, mian oppa baru selesai latihan, kau tak apa jika menunggu lama? Oppa terjebak macet” ucap seorang namja diseberang sana.

“aiiih oppa kau baru selesai latihan? Dan kau terjebak macet? Kau tak tau jika aku ini benci dengan menunggu?” ucapku keras.

“hey bisakah kau tak berteriak jika sedang bertelfon denganku?” ucapnya protes.

“oppa…. kampus mu kan jauh dari sekolahku,kalau begitu kau tak usah menjemputku, kau pulang saja, aku akan naik bus”

“cha- chagi”

Ku tutup langsung sambungan telfon ku dengan namja itu. Setelah lama aku menunggu, akupun memutuskan untuk pulang naik bus.
***
Gikwang POV

Aku Lee Gikwang atau lebih akrab disapa Gikwang adalah namja yang tampan *pede tingkat dewa-_-* dan aku  kuliah di Pusan National University. Aku memiliki group band yang sangat terkenal, nama band ku adalah The Rocker. Band yang mempunyai aliran rock membuatku ditempatkan di posisi gitaris, aku sudah coba menjadi vokalis, tetapi tipe suaraku tidak seperti suara si vokalis yang sering disapa kookie itu. Aku tipe orang yang terkenal dingin, walau banyak yeoja yang menggilaiku di kampus, tetapi aku hanya tertarik dengan gadis yang sekarang menjadi yeojachingu ku. dia bernama Park Na Eun.

~Flashback~

Aku mengenal dia, sama seperti dia, sewaktu eomma dan appa ku mengenalkan nya kepadaku. Dan tak butuh waktu lama, hanya 3 bulan setelah aku mengenalnya, keluargaku dan keluarganya pergi mengunjungi suatu tempat ke jeongdongjin untuk beberapa hari, disana aku menyempatkan waktu beberapa jam untuk mengajaknya berbicara.

“maukah kau ikut denganku Na Eun?” ajaku.

“kemana?” ucapnya. Tak banyak bicara, aku pun langsung menarik tangannya dan pergi mengajaknya ke bibir pantai di kota jeongdongjin dan mengajaknya melihat sun set.

“wooaaaah oppa, sun set nya indah sekali” ucapnya girang.

“hehe, kau senang?”

“geurom oppa” jawabnya sambil menatap pemandangan sun set dan sesekali ia memotretnya dengan kamera handphone nya. Ku pandangi dia dengan seksama, tak perduli dengan penyakit yang menjalar di tubuhku, dan akupun langsung menembaknya.

“Park Na Eun?”

“ne..kenapa oppa?”

“hm…bolehkah aku mengatakan sesuatu?”

“katakan saja oppa” ucapnya dengan tatapannya kepadaku.

“maukah kau menjadi yeojachingukku?” ucapku polos memegang tangannya dan berlutut di hadapannya.

“mwo? Kau serius? Kau kan dingin sama semua orang? Termasuk kepada--” ucapnya seperti tak percaya. Dan akupun langsung memotongnya.

“ne, aku memang dingin sama semua orang yang tidak aku kenal, tapi sama kamu, tak tau perasaan apa yang selalu muncul ketika aku bersamamu na eun-ssi, percayalah!” ucapku meyakinkan.

“mian oppa, beri aku waktu untuk menjawabnya”

“aku tak ingin berlama-lama. Jawab sekarang na eun-ssi, kau menerimaku atau tidak?” aku kembali bertanya, dengan menatap sun set, dia tersenyum dan melepaskan pegangan tanganku.

“ne oppa, aku mau menjadi yeojachingumu” jawabnya malu-malu.

“kau serius?” akupun berdiri dan membalikan badannya sehingga kita saling berhadapan.

“kau tak percaya oppa? Apa harus aku membuktikannya?”

“geurom chagi”

“aiiish ani oppa, kau yang seharusnya membuktikannya bukan aku” ucapnya protes.

“kau mau aku membuktikannya?”

“ne”

Perlahan aku mendekatinya, dia terlihat ketakutan. Aku pegang tangannya dan mendekatkan bibirku ke bibirnya yang mungil itu. Dia tidak menghindar, belum sempat bibir kami bertemu, tiba-tiba…
Drrt…drrrttt…. Suara telfon na eun berbunyi dan mengganggu moment ku bersamanya, kami kelihatan salah tingkah dan na eun mengangkat telfon nya

~Flashback End~

Hubunganku dengannya sudah berjalan hampir 1 tahun, Usiaku dan na eun terpaut hanya 3 tahun. Aku sungguh menyayanginya, tapi akankah aku bisa hidup selamanya dengan menjalin sebuah keluarga bersamanya? Hanya kecil kemungkinan aku bisa bersamanya, karena penyakitku yang sudah lama aku derita. Tak ada yang mengetahui penyakitku ini, appa dan eomma ku saja tidak mengetahuinya apalagi na eun yang statusnya sebagai kekasihku.
**
Akhir-akhir ini kepalaku semakin sakit sekali, aku bermaksud berkonsultasi dan membeli obat yang disarankan dokter. Apakah selama ini hidupku ketergantungan dengan obat? Ya Tuhan kuatkan aku. hari ini jadwal latihan band ku sangat padat, karena mempersiapkan manggung untuk besok. aku bersiap-siap untuk GR. Aku sengaja mengajak na eun untuk mengikutiku GR band ku, karena nanti sore rencana nya aku ingin mengajaknya jalan dan memberikan surprice merayakan hari jadian kita yang ke  1 tahun pas. Teman-teman di group ku pasti mengerti dan akan membantuku untuk mempersiapkan semuanya. Hubunganku dan na eun tak banyak di ketahui orang, hanya teman se-group ku dan kedua orangtua kami.

From : Jungkook
Hyung, kau jadi kesini?

To : Jungkook
Jadi, kau siapkan saja semuanya, aku akan mengajak na eun.

Sepanjang perjalanan menuju rumah na eun, aku hanya smsan bersama maknae di groupku itu.
Sampailah aku di depan rumah na eun.

Tid…tid….

Terlihat na eun yang membuka pintu dan langsung menghampiriku. Na Eun dengan memakai dres korea style nya terlihat cantik dengan rambut yang di ikat ke belakang. Dari jauh terlihat dia tersenyum ke arahku.

“anyeong chagi” sapaku ketika dia masuk dan duduk di depan mobiku.

“anyeong oppa, I miss you” ucapnya mengelus pipiku.

“hehe nado chagi” ucapku.

“oppa? Gwenchanayeo?” ucapnya menatapku.

“ne.. waeyo?” ucapku gugup.

“kau terlihat pucat oppa, kau sakit?”

“ani chagi, oppa gwenchana” jawabku tersenyum.

“oh..geurae”
“kajja kita pergi”.

“..” na eun hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab apapun, pertanda dia setuju dengan ajakan ku.
Setengah jam bergelut dengan panas matahari, akhirnya sampai juga di studio. Aku dan na eun masuk dan aku meninggalkannya duduk di tempat penonton.
“chagi kau tunggu disini yah” ucapku mengecup singkat keningnya.
“arraseo” jawabnya.
***
Na Eun POV

Aku mengikuti ajakan oppa untuk mengantarnya mempersiapkan untuk manggung mengisi acara besok. Hari ini memang tepat 1 tahun hubungan aku dengannya, tapi apakah oppa ingat tentang hari ini? Entahlah dari tadi sikapnya pun tak menunjukan kalau dia mengingatnya. Semalam dia hanya menelfon dan akan mengajak ku jalan hari ini setelah dia selesai dengan group band nya.  Aku duduk di bangku penonton paling depan karena semuanya masih kosong. Sebelum dia meninggalkanku, dia mengecup singkat keningku. Ini yang aku suka dari seorang lee gikwang, di balik sikap dinginnya, dia sangat so sweet. Di atas panggung terlihat dia yang sudah bersiap memainkan gitarnya dan juga teman-teman se-group nya, mereka menyambut hangat diriku, akupun membalas sambutan hangat mereka. Terlihat jeon jungkook yang membisikan sesuatu kepadanya, entah apa tetapi dia membawa gitar yang sedang dipakai gikwang dan menyuruhnya untuk menjadi vokalis sementara. Akupun hanya tersenyum melihat tingkah mereka di atas panggung.
“cek..cek”
Dia mencoba mengecek mic yang berdiri dengan standmic di depannya. Akupun hanya diam dan sesekali memainkan ponselku.
“Park Na Eun..” ucapnya menyebutkan namaku, sontak aku memandangnya dengan sedikit aneh. Diapun terlihat gugup.
“na eun-ssi, gowamo” ucapnya “gomawo sudah mau menjadi yeojachingu lee gikwang yang bodoh ini dan sering mengecewakanmu, mian atas sikapku akhir-akhir ini, gomawo kau telah mengerti akan sikapku” lanjutnya. Aku hanya diam menatap matanya, rasanya senang, terharu tak sengaja air mataku perlahan menetes dari kedua mataku. Tiba-tiba terlihat layar di atas panggung menampilkan foto-foto kami (aku+dia) dengan bertuliskan Happy Anniversarry Chagi.
it’s a beautiful night,
were looking for something dumb to do.
 Hay baby I think I wanna marry you..
is it the look in your eyes
or is it this dancing juice?
who cares baby I think I wanna marry you …
don’t say no-no-no-no-no
just say yeah- yeah- yeah- yeah- yeah
and we’ll go-go-go-go-go
if you’re ready, like I’m ready ( Bruno Mars – Marry You )
 Dengan penuh rasa percaya diri dia menyanyikan lagu itu dan turun dari panggung kemudian menghampiriku dan akupun langsung memeluknya.
**
            Selesai aku menemaninya kemudian kami berdua pergi dan tak lupa berpamitan kepada yang lainnya.
“thanks guys” ucapnya
“okee” jawab teman-temannya serentak. Akupun hanya mengucapkan terimakasih dengan member senyuman.
“oppa, gomawo tadi, aku tak menyangka oppa akan melakukan semuanya, aku fikir oppa tak ingat dengan hari ini” ucapku dengan senyuman hampa.
“ne chagi..itu juga berkat bantuan teman-temanku, mana mungkin aku tak ingat dengan hari ini” ucapnya pelan. Akupun spontan menatapnya, terlihat dia sedang memegang kepalanya dan menyandarkan kepalanya.
“oppa…oppa..” dengan panik aku langsung memegang tangannya yang sedang memegang kepalanya.
“aw…sakitt chagi” erangnya.
“oppa.. gwenchanayeo? Oppa sebaiknya kita jangan jadi pergi oppa, kita pulang saja ne?” ucapku cemas.
“ani chagi, tunggu sebentar, tolong ambilkan obat saja di dalam tas itu” ucapnya. Aku takut dan dengan segera aku mengambilkan obat yang di perintahkannya. aneh kenapa dia tiba-tiba merasakan sakit? sepertinya dia sudah sering merasakan sakit ini.
“oppa, oppa sakit apa?”
“ani chagi, oppa hanya kecapean, kau tak usah khawatir ne” ucapnya menenangkanku.
“beneran?”
“iyaa…kajja , oppa akan mengajakmu ke suatu tempat” ucapnya.
“sebaiknya kita pulang saja oppa, aku khawatir dengan kondisimu”
“ahhh jangan chagi, oppa kan sudah janji, oppa tak apa-apa”. Akhirnya kita pergi, dia mengajaku ke suatu tempat yang sepertinya jauh dari tempat GR tadi.  Tak sengaja aku tertidur. Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan , kita sampai.
“chagi, ireona ! kita sudah sampai” dia membangunkan tidurku.
“ahhh ne , ne, kita dimana oppa?” aku bertanya dengan mata yang masih sedikit terbuka.
“kajja kita keluar” ajaknya. Akupun mengikutinya.
“jeongdongjin? Oppa, kau mengajaku kesini?” ucapku ketika melihat hamparan laut yang luas.
“ne chagi-ya, apa kau suka?”
“gomawo oppa, aku suka sekali” ucapku memeluk erat dia.
 “Tuhan, beri aku kekuatan, beri aku kesempatan (lagi) untuk membuat na eun bahagia bersamaku” ucapnya dalam hati dengan membalas pelukanku.
Jeongdongjin adalah tempat dimana 1 tahun yang lalu dia mengatakan perasaannya kepadaku, di saksikan sun set saat itu, dia mengutarakan isi hatinya kepadaku, hanya berbekal tangan kosong, dengan beraninya dia mengatakan semuanya. Orang yang selama ini terkenal dingin dan cuek, berani melakukan itu semua untukku.
“oppa…” ucapku melepas pelukannya dan memandangnya.
“ne chagi, waeyo?”
“gomawo oppa” ucapku menangis.
“hey don’t cry honey” ucapnya mengusap pelan air mataku dan dia mencium bibirku singkat, Aku masih menangis dan kembali memeluknya.
“na eun-ssi, apa kau mau menikah denganku?” ucapnya di tengah pelukan kami. Aku hanya mengangguk pelan. Dia hanya tertawa kecil.
“gomawo chagi-ya, saranghae”
“ne oppa, nado saranghae” ucapku.
Hanya sekedar mengingatkan moment 1 tahun yang lalu, atau hanya mengabadikan foto berdua bersamanya, atau bermain air bersamanya, itu cukup membuat hatiku senang.
“chagi, mian oppa tidak seperti namja yang lain”
“oppa…”
“oppa hanya bisa melakukan ini, oppa melamarmu dengan tidak memberikan apa-apa, oppa hanya—“ ucapnya. Akupun segera memotongnya dengan menempelkan jari telunjukku di bibirnya, dia hanya menatapku, perlahan aku mencium bibirnya, dia pun membalas ciumanku. Kita kembali berpelukan, tetapi perlahan tangannya melepas pelukanku, badannya pun menjadi melemas, oh tuhan ada apa dengannya?
“oppa , oppa waeyo? Oppa ireona oppa!” aku panik melihat keadaan oppa saat itu, aku takut dan menangis.
***
Gikwang POV

            Saat berpelukan dengannya tubuhku merasa lelah, kepalaku kembali merasakan sakit hingga akhirnya aku terbaring di rumah sakit ini. Entah kapan Na Eun membawaku ke rumah sakit ini, karena saat itu aku langsung kehilangan kesadaranku. Terlihat eomma dan appa sedang berbicara dengan dokter yang menanganiku, aku harap dokter tak membicarakan semuanya, tetapi apa daya, aku lihat eomma menangis dan menghampiriku.
“kwangie…hiks..hiks” eomma menghampiriku yang sedang terbaring.
“eomma, waeyo? Aku tak apa-apa eomma” ucapku menenangkan eomma.
“kenapa kau menyembunyikan semuanya dari eomma dan appa gikwang?” ucap appa dengan nada tinggi
“appa, eomma, mianhae, aku hanya----”
“apa Na Eun juga tau masalah penyakitmu ini?”

“ani appa, tidak ada yang tau soal penyakit ku ini, aku tak ingin memberi tahu na eun, aku tak ingin dia meninggalkanku jika tau aku memiliki penyakit bahkan…mungkin umurku tidak akan lama lagi. eomma, appa aku mohon jangan beritahu mereka soal masalah ini, aku tak ingin mereka sedih karna penyakitku, aku juga sebenarnya tak ingin eomma dan appa tau semua ini” jelasku.
“tapi kwangie, penyakitmu ini sudah stadium akhir, penyakit leukemia itu bukan penyakit sembarangan sayang” ucap eomma masih dengan air mata yang membasahi pipinya.
“aku tau eomma, tapi….” Disaat aku sedang membicarakan penyakitku dengan kedua orangtua ku tiba-tiba na eun masuk dengan air mata yang sudah membasahi wajah cantiknya itu.
“oppa…waeyo oppa? Waeyo?” ucapnya dengan nada tinggi seraya menangis dan menghampiriku.
“na eun?” ucapku kaget
“waeyo oppa?” ucapnya lagi seraya memukul kesal kepadaku.
“mi- mian chagi” ucapku berusaha memeluknya.
“kenapa oppa menyembunyikan semuanya dariku? Apa aku sudah tak berarti lagi buatmu? Aku benci pembohong sepertimu” ucapnya sambil berlalu pergi.
“na eun-ssi.. na eun-ssi” ucap eomma ku memanggil na eun. Aku yang hanya bisa menangis dengan keadaan tubuhku yang lemah tak mampu mengejarnya dan memeluknya.

***
Na Eun POV

            Aku tak mengerti dengan jalan fikirannya, dengan langkah gontai aku berjalan melewati koridor rumah sakit dan menuju taman yang berada di rumah sakit tersebut. Duduk dengan rasa bersalah yang penuh karena aku tak mengetahui sakit yang di derita kekasihku sendiri, kecewa karena aku merasa tak penting lagi untuknya.
“na eun-ssi” ucap seorang wanita yang merupakan ibunya gikwang yang sudah aku anggap seperti eomma ku sendiri.
“eomma” ucapku mengusap air mataku. Eomma menghampiriku.
“maafkan sikap gikwang ne?” ucapnya. Aku semakin tak bisa menahan air mataku, eomma memeluku penuh kasih sayang.
“eomma mengerti perasaan kamu, tapi sikap kamu tadi membuat gikwang sakit hati nak”
“eomma, apa eomma tidak tau? Akupun sakit dengan sikapnya yang menyembunyikan semuanya eomma”
“ne..ne..arraseo. na eun-ssi , eomma mohon, buatlah gikwang bahagia di akhir hidupnya yah, eomma tak tau harus bagaimana lagi” ucapnya menangis, akupun langsung menatapnya.
“eomma, mian” ucapku

**

Setelah berbincang dengan eomma di taman tadi, aku menghampiri gikwang.
“oppa..” ucapku berdiri di depan pintu kamar rumah sakit tersebut.
“na eun-ssi”
Aku berlari memeluknya
“mian oppa”
“ne chagi, oh iya , bisakah kau antarkan ku ke taman?”
“mau apa oppa? Kau kan sedang sakit.?”
“akku hanya ingin menghirup udara segar dan duduk berdua bersamamu chagi-ya” ucapnya memohon dan sedikit tersenyum.
“hm….”
Akupun meng-iya kan dan mengajaknya ke taman. Di taman rumah sakit aku hanya menangis melihat kondisinya.
“chagi-ya jangan menangis” ucapnya menghapus air mataku.
“chagi-ya mau kah kau menikah denganku dan menjalani hari-hari bersama lee gikwang mu yang bodoh ini?” ucapnya
“kau punya apa sekarang berani melamarku?” ejeku berusaha melepas suasana haru ini.
“tara….aku menyuruh appa membelikan cincin ini tadi, aku fikir ukuranya pas” mengeluarkan cincin dari kantong baju rumah sakitnya. tak menyangka dengan semuanya, aku pun menatapnya dan memegang tangannya.
“oppa gikwang, namjachingu ku yang pabo. Aku menerima lamaranmu dan siap menjadi istrimu hehe” jawabku tersenyum dengan sedikit menahan air mata.
“gomawo chagi” dia memasangkan cincinnya di jari manisku dengan kemudian memelukku.
“ne oppa”
“bahkan kau akan secepatnya mengganti nama margamu menjadi nona lee kan?”
“kenapa tidak? hehe” 
Suasana saat itu terasa hangat. Tak terasa sudah hampir 2 minggu dia di rawat di rs ini, dan lama- kelamaan semua teman-teman se-group band nya pun mengetahui soal penyakitnya dan keadaannya saat ini.

**

Tuhan, jangan biarkan kebahagiaan di antara kami berakhir tuhan” do’a ku dalam hati ketika menemaninya dengan kondisi yang semakin buruk. Sudah 1 malam air mata di pipiku dan eomma mengalir menangisi sosok lelaki yang sangat kami sayangi. Teman-teman dari band the rocker juga ikut menemaniku menjaganya. Lama dia tak sadarkan diri.
Perlahan ketika aku tertidur di samping nya. Kepalaku terasa ada yang mengusapnya. Aku terbangun dan melihat dia sudah tersadar
“na eun-ssi” ucapnya pelan.
“oppa..oppa sudah sadar”
“na eun-ssi” ucapnya lagi. Aku segera memegang tangannya, dan serempak teman-teman dari the rocker, eomma dan appa mendekati.
“hyung, kau sudah sadar” ujar jungkook, gikwang hanya tersenyum.
“eomma, appa, mianhae” ucapnya. Eomma hanya menangis mendegar gikwang meminta maaf, aku masih memegang tangannya.
“na eun-ssi…chagi-ya..mianhae” ucapnya
“oppa..oppa” ucapku.
“jaga dirimu ne chagi-ya”
“hyung…” ucap jungkook.
“guys..mianhae..lanjutkan band the rocker, gomawo”.
Dia kembali tidak sadarkan diri, dokterpun datang dan mengecek keadaannya, aku hanya menangis sambil di peluk eomma. Degan berusaha se kemampuan nya dokter akhirnya menyerah.
“mianhae..gikwang telah meninggal” ucap dokter.
“hyung…” ucap jungkook dan yang lainnya.
“kwangie” ucap eomma+appa.
“oppa…..oppa ireona oppa! Palli ireona! Kita menikah oppa, oppa janji kan akan menikahiku, oppa palli oppa! ” ucapku menangis seakan tak percaya.
“na eun-ssi, sudah ! biarkan gikwang pergi, biarkan dia tenang” ucap appa. Aku hanya menangis sekuat tenaga.

**

“na eun, gikwang menitipkan ini pada appa” appa memberikan sepucuk surat kepadaku.
“gomawo appa”
Na Eun-ssi , Park Na Eun. Mian, kita tak jadi menikah karna aku meninggalkanmu,
Chagi-ya Gomawo ne, gomawo sudah menjadi pelangi disaat hariku di hiasai hujan secara tiba-tiba.
1 tahun kita bersama, 1 tahun juga aku menyimpan semua ini dari kalian semua, mianhae chagi-ya jeongmal mianhae, gomawo chagi saranghae.
Love, Lee Gikwang”

Surat yang di tulis tangan olehnya membuat ku menitikan air mata (lagi) ketika ku membacanya. Aku mendatangi pusaranya, rasanya masih tak percaya dengan semua ini. Aku berjalan meninggalkan pusara nya dengan senyum dan mengingat memori indah bersamanya.
Thanks for all honey, Tunggu aku di surga~Lee Na Eun


The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar