Thanks
For All Honey
Cast : Lee Gikwang
Park Na Eun
Park Na Eun
Other Cast
: Jeon Jungkook
Genre : Sad Romance (maybe)
Rate : 17 || oneshoot
Karya : Nur Dini Nuri R
Karya : Nur Dini Nuri R
**
Na Eun POV
Memiliki namjachingu
seperti dia memang menyenangkan. tampan, lucu, good looking itulah dia.
Semenjak 1 tahun lalu, eomma dan appa mengenalkanku dengannya, asyik, begitulah
yang aku rasakan. Sikap dingin yang dikatakan orang sekitar tentangnya memang benar , sebelumnya akupun merasakannya,
tetapi setelah itu aku dan dia hanya butuh waktu 3 bulan untuk mengenal satu
sama lain dan akhirnya aku tau sifat
aslinya. Tidak ! dia tak se dingin yang mereka katakan, entah kenapa dia
memiliki sikap dingin? Akupun tak tahu.
3 bulan setelah perkenalan kita, semua berjalan
mengalir seperti air. Perjalanan kisah cinta aku dan dia, tak banyak yang tahu,
dia yang notabene seorang anggota band The Rocker yang begitu terkenal di
kampusnya, Pusan National University bahkan di kota Anyang sekalipun.
Udara panas
kota Anyang sedikit membuatku mandi keringat. Menunggu adalah hal yang paling
aku benci, kenapa? Aku sendiri pun tak tau kenapa aku benci dengan “menunggu”.
Saat ini aku memaksakan diriku menunggu dia (kekasih ku) yang akan menjemputku
dan mengajakku ke suatu tempat, entah kemana dia tidak memberi tahu ku.
“Aigoo…kenapa hari ini kau tak bersahabat denganku
hah?” ujarku mengangkat tangan menutupi dahiku yang terkena sinar matahari
langsung. Menunggu dia yang akan menjemputku dengan terpaksa aku harus
berpanas-panasan dengan sang matahari.
Good
luck baby good luck to you kkok haengbokhaeya hae suara
nada telfon ku berbunyi
“yeoboseyo?”
“chagi, mian oppa baru selesai latihan, kau tak apa
jika menunggu lama? Oppa terjebak macet” ucap seorang namja diseberang sana.
“aiiih oppa kau baru selesai latihan? Dan kau
terjebak macet? Kau tak tau jika aku ini benci dengan menunggu?” ucapku keras.
“hey bisakah kau tak berteriak jika sedang bertelfon
denganku?” ucapnya protes.
“oppa…. kampus mu kan jauh dari sekolahku,kalau
begitu kau tak usah menjemputku, kau pulang saja, aku akan naik bus”
“cha- chagi”
Ku tutup langsung sambungan telfon ku dengan namja
itu. Setelah lama aku menunggu, akupun memutuskan untuk pulang naik bus.
***
Gikwang POV
Aku Lee Gikwang atau
lebih akrab disapa Gikwang adalah namja yang tampan *pede tingkat dewa-_-* dan
aku kuliah di Pusan National University.
Aku memiliki group band yang sangat terkenal, nama band ku adalah The Rocker.
Band yang mempunyai aliran rock membuatku ditempatkan di posisi gitaris, aku
sudah coba menjadi vokalis, tetapi tipe suaraku tidak seperti suara si vokalis
yang sering disapa kookie itu. Aku tipe orang yang terkenal dingin, walau
banyak yeoja yang menggilaiku di kampus, tetapi aku hanya tertarik dengan gadis
yang sekarang menjadi yeojachingu ku. dia bernama Park Na Eun.
~Flashback~
Aku mengenal dia, sama
seperti dia, sewaktu eomma dan appa ku mengenalkan nya kepadaku. Dan tak butuh
waktu lama, hanya 3 bulan setelah aku mengenalnya, keluargaku dan keluarganya
pergi mengunjungi suatu tempat ke jeongdongjin untuk beberapa hari, disana aku
menyempatkan waktu beberapa jam untuk mengajaknya berbicara.
“maukah kau ikut denganku Na Eun?” ajaku.
“kemana?” ucapnya. Tak banyak bicara, aku pun
langsung menarik tangannya dan pergi mengajaknya ke bibir pantai di kota
jeongdongjin dan mengajaknya melihat sun set.
“wooaaaah oppa, sun set nya indah sekali” ucapnya
girang.
“hehe, kau senang?”
“geurom oppa” jawabnya sambil menatap pemandangan
sun set dan sesekali ia memotretnya dengan kamera handphone nya. Ku pandangi
dia dengan seksama, tak perduli dengan penyakit yang menjalar di tubuhku, dan
akupun langsung menembaknya.
“Park Na Eun?”
“ne..kenapa oppa?”
“hm…bolehkah aku mengatakan sesuatu?”
“katakan saja oppa” ucapnya dengan tatapannya
kepadaku.
“maukah kau menjadi yeojachingukku?” ucapku polos
memegang tangannya dan berlutut di hadapannya.
“mwo? Kau serius? Kau kan dingin sama semua orang?
Termasuk kepada--” ucapnya seperti tak percaya. Dan akupun langsung memotongnya.
“ne, aku memang dingin sama semua orang yang tidak
aku kenal, tapi sama kamu, tak tau perasaan apa yang selalu muncul ketika aku
bersamamu na eun-ssi, percayalah!” ucapku meyakinkan.
“mian oppa, beri aku waktu untuk menjawabnya”
“aku tak ingin berlama-lama. Jawab sekarang na
eun-ssi, kau menerimaku atau tidak?” aku kembali bertanya, dengan menatap sun
set, dia tersenyum dan melepaskan pegangan tanganku.
“ne oppa, aku mau menjadi yeojachingumu” jawabnya
malu-malu.
“kau serius?” akupun berdiri dan membalikan badannya
sehingga kita saling berhadapan.
“kau tak percaya oppa? Apa harus aku
membuktikannya?”
“geurom chagi”
“aiiish ani oppa, kau yang seharusnya membuktikannya
bukan aku” ucapnya protes.
“kau mau aku membuktikannya?”
“ne”
Perlahan aku mendekatinya, dia terlihat ketakutan.
Aku pegang tangannya dan mendekatkan bibirku ke bibirnya yang mungil itu. Dia
tidak menghindar, belum sempat bibir kami bertemu, tiba-tiba…
Drrt…drrrttt…. Suara telfon na eun berbunyi dan
mengganggu moment ku bersamanya, kami kelihatan salah tingkah dan na eun
mengangkat telfon nya
~Flashback End~
Hubunganku dengannya
sudah berjalan hampir 1 tahun, Usiaku dan na eun terpaut hanya 3 tahun. Aku
sungguh menyayanginya, tapi akankah aku bisa hidup selamanya dengan menjalin
sebuah keluarga bersamanya? Hanya kecil kemungkinan aku bisa bersamanya, karena
penyakitku yang sudah lama aku derita. Tak ada yang mengetahui penyakitku ini,
appa dan eomma ku saja tidak mengetahuinya apalagi na eun yang statusnya
sebagai kekasihku.
**
Akhir-akhir ini
kepalaku semakin sakit sekali, aku bermaksud berkonsultasi dan membeli obat
yang disarankan dokter. Apakah selama ini hidupku ketergantungan dengan obat?
Ya Tuhan kuatkan aku. hari ini jadwal latihan band ku sangat padat, karena
mempersiapkan manggung untuk besok. aku bersiap-siap untuk GR. Aku sengaja
mengajak na eun untuk mengikutiku GR band ku, karena nanti sore rencana nya aku
ingin mengajaknya jalan dan memberikan surprice merayakan hari jadian kita yang
ke 1 tahun pas. Teman-teman di group ku
pasti mengerti dan akan membantuku untuk mempersiapkan semuanya. Hubunganku dan
na eun tak banyak di ketahui orang, hanya teman se-group ku dan kedua orangtua
kami.
From
: Jungkook
Hyung,
kau jadi kesini?
To
: Jungkook
Jadi,
kau siapkan saja semuanya, aku akan mengajak na eun.
Sepanjang perjalanan menuju rumah na eun, aku hanya
smsan bersama maknae di groupku itu.
Sampailah aku di depan rumah na eun.
Tid…tid….
Terlihat na eun yang membuka pintu dan langsung
menghampiriku. Na Eun dengan memakai dres korea style nya terlihat cantik
dengan rambut yang di ikat ke belakang. Dari jauh terlihat dia tersenyum ke
arahku.
“anyeong chagi” sapaku ketika dia masuk dan duduk di
depan mobiku.
“anyeong oppa, I miss you” ucapnya mengelus pipiku.
“hehe nado chagi” ucapku.
“oppa? Gwenchanayeo?” ucapnya menatapku.
“ne.. waeyo?” ucapku gugup.
“kau terlihat pucat oppa, kau sakit?”
“ani chagi, oppa gwenchana” jawabku tersenyum.
“oh..geurae”
“kajja kita pergi”.
“..” na eun hanya menganggukan kepalanya tanpa
menjawab apapun, pertanda dia setuju dengan ajakan ku.
Setengah jam bergelut dengan panas matahari,
akhirnya sampai juga di studio. Aku dan na eun masuk dan aku meninggalkannya
duduk di tempat penonton.
“chagi kau tunggu disini yah” ucapku mengecup
singkat keningnya.
“arraseo” jawabnya.
***
Na Eun POV
Aku mengikuti ajakan
oppa untuk mengantarnya mempersiapkan untuk manggung mengisi acara besok. Hari
ini memang tepat 1 tahun hubungan aku dengannya, tapi apakah oppa ingat tentang
hari ini? Entahlah dari tadi sikapnya pun tak menunjukan kalau dia
mengingatnya. Semalam dia hanya menelfon dan akan mengajak ku jalan hari ini
setelah dia selesai dengan group band nya.
Aku duduk di bangku penonton paling depan karena semuanya masih kosong.
Sebelum dia meninggalkanku, dia mengecup singkat keningku. Ini yang aku suka
dari seorang lee gikwang, di balik sikap dinginnya, dia sangat so sweet. Di
atas panggung terlihat dia yang sudah bersiap memainkan gitarnya dan juga
teman-teman se-group nya, mereka menyambut hangat diriku, akupun membalas
sambutan hangat mereka. Terlihat jeon jungkook yang membisikan sesuatu
kepadanya, entah apa tetapi dia membawa gitar yang sedang dipakai gikwang dan
menyuruhnya untuk menjadi vokalis sementara. Akupun hanya tersenyum melihat
tingkah mereka di atas panggung.
“cek..cek”
Dia mencoba mengecek mic yang berdiri dengan standmic
di depannya. Akupun hanya diam dan sesekali memainkan ponselku.
“Park Na Eun..” ucapnya menyebutkan namaku, sontak
aku memandangnya dengan sedikit aneh. Diapun terlihat gugup.
“na eun-ssi, gowamo” ucapnya “gomawo sudah mau
menjadi yeojachingu lee gikwang yang bodoh ini dan sering mengecewakanmu, mian
atas sikapku akhir-akhir ini, gomawo kau telah mengerti akan sikapku”
lanjutnya. Aku hanya diam menatap matanya, rasanya senang, terharu tak sengaja
air mataku perlahan menetes dari kedua mataku. Tiba-tiba terlihat layar di atas
panggung menampilkan foto-foto kami (aku+dia) dengan bertuliskan Happy
Anniversarry Chagi.
it’s
a beautiful night,
were looking for something dumb to do.
Hay baby I think I wanna marry you..
is it the look in your eyes
or is it this dancing juice?
who cares baby I think I wanna marry you …
were looking for something dumb to do.
Hay baby I think I wanna marry you..
is it the look in your eyes
or is it this dancing juice?
who cares baby I think I wanna marry you …
don’t
say no-no-no-no-no
just say yeah- yeah- yeah- yeah- yeah
and we’ll go-go-go-go-go
if you’re ready, like I’m ready ( Bruno Mars – Marry You )
just say yeah- yeah- yeah- yeah- yeah
and we’ll go-go-go-go-go
if you’re ready, like I’m ready ( Bruno Mars – Marry You )
Dengan penuh rasa
percaya diri dia menyanyikan lagu itu dan turun dari panggung kemudian
menghampiriku dan akupun langsung memeluknya.
**
Selesai
aku menemaninya kemudian kami berdua pergi dan tak lupa berpamitan kepada yang
lainnya.
“thanks guys” ucapnya
“okee” jawab teman-temannya serentak. Akupun hanya
mengucapkan terimakasih dengan member senyuman.
“oppa, gomawo tadi, aku tak menyangka oppa akan
melakukan semuanya, aku fikir oppa tak ingat dengan hari ini” ucapku dengan
senyuman hampa.
“ne chagi..itu juga berkat bantuan teman-temanku,
mana mungkin aku tak ingat dengan hari ini” ucapnya pelan. Akupun spontan
menatapnya, terlihat dia sedang memegang kepalanya dan menyandarkan kepalanya.
“oppa…oppa..” dengan panik aku langsung memegang
tangannya yang sedang memegang kepalanya.
“aw…sakitt chagi” erangnya.
“oppa.. gwenchanayeo? Oppa sebaiknya kita jangan
jadi pergi oppa, kita pulang saja ne?” ucapku cemas.
“ani chagi, tunggu sebentar, tolong ambilkan obat
saja di dalam tas itu” ucapnya. Aku takut dan dengan segera aku mengambilkan
obat yang di perintahkannya. aneh kenapa dia tiba-tiba merasakan sakit?
sepertinya dia sudah sering merasakan sakit ini.
“oppa, oppa sakit apa?”
“ani chagi, oppa hanya kecapean, kau tak usah
khawatir ne” ucapnya menenangkanku.
“beneran?”
“iyaa…kajja , oppa akan mengajakmu ke suatu tempat”
ucapnya.
“sebaiknya kita pulang saja oppa, aku khawatir
dengan kondisimu”
“ahhh jangan chagi, oppa kan sudah janji, oppa tak
apa-apa”. Akhirnya kita pergi, dia mengajaku ke suatu tempat yang sepertinya
jauh dari tempat GR tadi. Tak sengaja
aku tertidur. Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan , kita sampai.
“chagi, ireona ! kita sudah sampai” dia membangunkan
tidurku.
“ahhh ne , ne, kita dimana oppa?” aku bertanya dengan
mata yang masih sedikit terbuka.
“kajja kita keluar” ajaknya. Akupun mengikutinya.
“jeongdongjin? Oppa, kau mengajaku kesini?” ucapku
ketika melihat hamparan laut yang luas.
“ne chagi-ya, apa kau suka?”
“gomawo oppa, aku suka sekali” ucapku memeluk erat
dia.
“Tuhan, beri aku kekuatan, beri aku
kesempatan (lagi) untuk membuat na eun bahagia bersamaku” ucapnya dalam
hati dengan membalas pelukanku.
Jeongdongjin adalah
tempat dimana 1 tahun yang lalu dia mengatakan perasaannya kepadaku, di
saksikan sun set saat itu, dia mengutarakan isi hatinya kepadaku, hanya
berbekal tangan kosong, dengan beraninya dia mengatakan semuanya. Orang yang
selama ini terkenal dingin dan cuek, berani melakukan itu semua untukku.
“oppa…” ucapku melepas pelukannya dan memandangnya.
“ne chagi, waeyo?”
“gomawo oppa” ucapku menangis.
“hey don’t cry honey” ucapnya mengusap pelan air
mataku dan dia mencium bibirku singkat, Aku masih menangis dan kembali
memeluknya.
“na eun-ssi, apa kau mau menikah denganku?” ucapnya
di tengah pelukan kami. Aku hanya mengangguk pelan. Dia hanya tertawa kecil.
“gomawo chagi-ya, saranghae”
“ne oppa, nado saranghae” ucapku.
Hanya sekedar mengingatkan moment 1 tahun yang lalu,
atau hanya mengabadikan foto berdua bersamanya, atau bermain air bersamanya, itu
cukup membuat hatiku senang.
“chagi, mian oppa tidak seperti namja yang lain”
“oppa…”
“oppa hanya bisa melakukan ini, oppa melamarmu
dengan tidak memberikan apa-apa, oppa hanya—“ ucapnya. Akupun segera
memotongnya dengan menempelkan jari telunjukku di bibirnya, dia hanya
menatapku, perlahan aku mencium bibirnya, dia pun membalas ciumanku. Kita
kembali berpelukan, tetapi perlahan tangannya melepas pelukanku, badannya pun
menjadi melemas, oh tuhan ada apa dengannya?
“oppa , oppa waeyo? Oppa ireona oppa!” aku panik
melihat keadaan oppa saat itu, aku takut dan menangis.
***
Gikwang POV
Saat
berpelukan dengannya tubuhku merasa lelah, kepalaku kembali merasakan sakit
hingga akhirnya aku terbaring di rumah sakit ini. Entah kapan Na Eun membawaku
ke rumah sakit ini, karena saat itu aku langsung kehilangan kesadaranku.
Terlihat eomma dan appa sedang berbicara dengan dokter yang menanganiku, aku
harap dokter tak membicarakan semuanya, tetapi apa daya, aku lihat eomma
menangis dan menghampiriku.
“kwangie…hiks..hiks” eomma menghampiriku yang sedang
terbaring.
“eomma, waeyo? Aku tak apa-apa eomma” ucapku
menenangkan eomma.
“kenapa kau menyembunyikan semuanya dari eomma dan
appa gikwang?” ucap appa dengan nada tinggi
“appa, eomma, mianhae, aku hanya----”
“apa Na Eun juga tau masalah penyakitmu ini?”
“ani appa, tidak ada yang tau soal penyakit ku ini,
aku tak ingin memberi tahu na eun, aku tak ingin dia meninggalkanku jika tau
aku memiliki penyakit bahkan…mungkin umurku tidak akan lama lagi. eomma, appa
aku mohon jangan beritahu mereka soal masalah ini, aku tak ingin mereka sedih
karna penyakitku, aku juga sebenarnya tak ingin eomma dan appa tau semua ini” jelasku.
“tapi kwangie, penyakitmu ini sudah stadium akhir,
penyakit leukemia itu bukan penyakit sembarangan sayang” ucap eomma masih
dengan air mata yang membasahi pipinya.
“aku tau eomma, tapi….” Disaat aku sedang
membicarakan penyakitku dengan kedua orangtua ku tiba-tiba na eun masuk dengan
air mata yang sudah membasahi wajah cantiknya itu.
“oppa…waeyo oppa? Waeyo?” ucapnya dengan nada tinggi
seraya menangis dan menghampiriku.
“na eun?” ucapku kaget
“waeyo oppa?” ucapnya lagi seraya memukul kesal
kepadaku.
“mi- mian chagi” ucapku berusaha memeluknya.
“kenapa oppa menyembunyikan semuanya dariku? Apa aku
sudah tak berarti lagi buatmu? Aku benci pembohong sepertimu” ucapnya sambil
berlalu pergi.
“na eun-ssi.. na eun-ssi” ucap eomma ku memanggil na
eun. Aku yang hanya bisa menangis dengan keadaan tubuhku yang lemah tak mampu
mengejarnya dan memeluknya.
***
Na Eun POV
Aku
tak mengerti dengan jalan fikirannya, dengan langkah gontai aku berjalan
melewati koridor rumah sakit dan menuju taman yang berada di rumah sakit
tersebut. Duduk dengan rasa bersalah yang penuh karena aku tak mengetahui sakit
yang di derita kekasihku sendiri, kecewa karena aku merasa tak penting lagi
untuknya.
“na eun-ssi” ucap seorang wanita yang merupakan
ibunya gikwang yang sudah aku anggap seperti eomma ku sendiri.
“eomma” ucapku mengusap air mataku. Eomma
menghampiriku.
“maafkan sikap gikwang ne?” ucapnya. Aku semakin tak
bisa menahan air mataku, eomma memeluku penuh kasih sayang.
“eomma mengerti perasaan kamu, tapi sikap kamu tadi
membuat gikwang sakit hati nak”
“eomma, apa eomma tidak tau? Akupun sakit dengan
sikapnya yang menyembunyikan semuanya eomma”
“ne..ne..arraseo. na eun-ssi , eomma mohon, buatlah
gikwang bahagia di akhir hidupnya yah, eomma tak tau harus bagaimana lagi”
ucapnya menangis, akupun langsung menatapnya.
“eomma, mian” ucapku
**
Setelah berbincang dengan eomma di taman tadi, aku
menghampiri gikwang.
“oppa..” ucapku berdiri di depan pintu kamar rumah
sakit tersebut.
“na eun-ssi”
Aku berlari memeluknya
“mian oppa”
“ne chagi, oh iya , bisakah kau antarkan ku ke
taman?”
“mau apa oppa? Kau kan sedang sakit.?”
“akku hanya ingin menghirup udara segar dan duduk
berdua bersamamu chagi-ya” ucapnya memohon dan sedikit tersenyum.
“hm….”
Akupun meng-iya kan dan mengajaknya ke taman. Di
taman rumah sakit aku hanya menangis melihat kondisinya.
“chagi-ya jangan menangis” ucapnya menghapus air
mataku.
“chagi-ya mau kah kau menikah denganku dan menjalani
hari-hari bersama lee gikwang mu yang bodoh ini?” ucapnya
“kau punya apa sekarang berani melamarku?” ejeku
berusaha melepas suasana haru ini.
“tara….aku menyuruh appa membelikan cincin ini tadi,
aku fikir ukuranya pas” mengeluarkan cincin dari kantong baju rumah sakitnya.
tak menyangka dengan semuanya, aku pun menatapnya dan memegang tangannya.
“oppa gikwang, namjachingu ku yang pabo. Aku
menerima lamaranmu dan siap menjadi istrimu hehe” jawabku tersenyum dengan
sedikit menahan air mata.
“gomawo chagi” dia memasangkan cincinnya di jari
manisku dengan kemudian memelukku.
“ne oppa”
“bahkan kau akan secepatnya mengganti nama margamu
menjadi nona lee kan?”
“kenapa tidak? hehe”
Suasana saat itu terasa hangat. Tak terasa sudah
hampir 2 minggu dia di rawat di rs ini, dan lama- kelamaan semua teman-teman
se-group band nya pun mengetahui soal penyakitnya dan keadaannya saat ini.
**
“Tuhan, jangan
biarkan kebahagiaan di antara kami berakhir tuhan” do’a ku dalam hati
ketika menemaninya dengan kondisi yang semakin buruk. Sudah 1 malam air mata di
pipiku dan eomma mengalir menangisi sosok lelaki yang sangat kami sayangi.
Teman-teman dari band the rocker juga ikut menemaniku menjaganya. Lama dia tak
sadarkan diri.
Perlahan ketika aku tertidur di samping nya.
Kepalaku terasa ada yang mengusapnya. Aku terbangun dan melihat dia sudah
tersadar
“na eun-ssi” ucapnya pelan.
“oppa..oppa sudah sadar”
“na eun-ssi” ucapnya lagi. Aku segera memegang
tangannya, dan serempak teman-teman dari the rocker, eomma dan appa mendekati.
“hyung, kau sudah sadar” ujar jungkook, gikwang
hanya tersenyum.
“eomma, appa, mianhae” ucapnya. Eomma hanya menangis
mendegar gikwang meminta maaf, aku masih memegang tangannya.
“na eun-ssi…chagi-ya..mianhae” ucapnya
“oppa..oppa” ucapku.
“jaga dirimu ne chagi-ya”
“hyung…” ucap jungkook.
“guys..mianhae..lanjutkan band the rocker, gomawo”.
Dia kembali tidak sadarkan diri, dokterpun datang
dan mengecek keadaannya, aku hanya menangis sambil di peluk eomma. Degan
berusaha se kemampuan nya dokter akhirnya menyerah.
“mianhae..gikwang telah meninggal” ucap dokter.
“hyung…” ucap jungkook dan yang lainnya.
“kwangie” ucap eomma+appa.
“oppa…..oppa ireona oppa! Palli ireona! Kita menikah
oppa, oppa janji kan akan menikahiku, oppa palli oppa! ” ucapku menangis seakan
tak percaya.
“na eun-ssi, sudah ! biarkan gikwang pergi, biarkan
dia tenang” ucap appa. Aku hanya menangis sekuat tenaga.
**
“na eun, gikwang menitipkan ini pada appa” appa
memberikan sepucuk surat kepadaku.
“gomawo appa”
“Na Eun-ssi ,
Park Na Eun. Mian, kita tak jadi menikah karna aku meninggalkanmu,
Chagi-ya
Gomawo ne, gomawo sudah menjadi pelangi disaat hariku di hiasai hujan secara
tiba-tiba.
1
tahun kita bersama, 1 tahun juga aku menyimpan semua ini dari kalian semua, mianhae
chagi-ya jeongmal mianhae, gomawo chagi saranghae.
Love,
Lee Gikwang”
Surat yang di tulis tangan olehnya membuat ku
menitikan air mata (lagi) ketika ku membacanya. Aku mendatangi pusaranya,
rasanya masih tak percaya dengan semua ini. Aku berjalan meninggalkan pusara
nya dengan senyum dan mengingat memori indah bersamanya.
Thanks
for all honey, Tunggu aku di surga~Lee Na Eun
The
End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar