Sepucuk surat terakhir
Karya : Nur Dini Nuri R
Hari ini adalah hari tepat dimana aku
berusia 17thn. Tapi entah mengapa tak
ada sama sekali kejutan dari seseorang yang sangat aku sayangi, ya dia adalah
Putra. Dia adalah orang yang selama ini selalu memberikan canda tawa dan warna
wari di kehidupanku.
Sejak dari kemarin tak ada kabar yang
terlintas di telingaku tentang Putra, dia tiba-tiba menghilang dan tak kunjung
menghubungiku. Aku bingung kenapa disaat aku membutuhkannya , dia malah tidak
ada.
“halo..aldi?” ucapku, menelfon sahabatnya.
“iya..knapa?” jawabnya.
“aku mau tanya, kamu tau ga Putra lagi dimana sekarang? tadi masuk kuliah ga?”
“hm..aku lagi libur kuliah, jadi aku gatau deh, maaf yah” jawab aldi.
“oh gtu, yaudah makasih di”
“iya sama-sama”.
“halo..aldi?” ucapku, menelfon sahabatnya.
“iya..knapa?” jawabnya.
“aku mau tanya, kamu tau ga Putra lagi dimana sekarang? tadi masuk kuliah ga?”
“hm..aku lagi libur kuliah, jadi aku gatau deh, maaf yah” jawab aldi.
“oh gtu, yaudah makasih di”
“iya sama-sama”.
Saat itu aku coba menghubungi putra,
tapi yaaaah hanya sia-sia. No hp putra ga aktif. Perasaan aku saat itu ga mood,
untung saja mata kuliah ku hari ini dosennya ga masuk , jadi aku bebas untuk
pulang.
Sampai di rumah , hanya sepi yang ku
rasakan, tak ada satu orang pun yang ingat hari ulang tahunku ini, mama, papa,
kakak, semuanya selalu sibuk sama urusannya masing-masing. Kuhempaskan tubuhku
di kasur yang terletak kamar yang tak begitu besar ini, tak terasa aku terlelap
tidur. Sore itu hujan deras sekali, tetes demi tetes air sangat terasa menusuk
telingaku sampai aku terbangun dari tidurku, Perlahan ku buka mataku yang ku lihat
pertama kali adalah langit2 kamarku yang di penuhi tempelan hiasan bintang yang
sangat indah. Memoriku teringat lagi akan sosok lelaki yang sangat aku cintai
dan saat ini menghilang entah kemana. Ku pandangi foto dimana saat itu aku
menghabisakan waktu berdua sama putra, sungguh indah sekali, rasanya ingin ku
ulang waktu itu , dan tak seperti hari ini yang buruk buat ku. Tak terasa air
mataku menetes.
“drrrt…drrrrt” hp aku bergetar. Dengan malas ku ambil hp aku yg saat itu ada di dalam tas ku.
“drrrt…drrrrt” hp aku bergetar. Dengan malas ku ambil hp aku yg saat itu ada di dalam tas ku.
“aku
tunggu nanti malam di taman jam 19.00, dateng yah sayang :* ” entah siapa yang
mengirim ku sms itu, no nya tanpa nama dan membuatku penasaran.
“siapa sih yg sms kaya gtu, pake emotion kiss segala lagi, gimana kalo putra tau dan putra marah?” aku sengaja tak bales smsnya.
“siapa sih yg sms kaya gtu, pake emotion kiss segala lagi, gimana kalo putra tau dan putra marah?” aku sengaja tak bales smsnya.
***
Waktu
menunjukan pukul 18.30 , seperti biasa rumah masih sepi , dan hanya kak ricky
yang baru pulang dari latihan band nya.
“de,
mama sama papa belum pulang?” ucap kak ricky sambil berjalan melewati ku yang
sedang menonton tv menuju kamarnya. Aku fikir, kakak bakal inget hari ulangthun
ku ternyata ngga ujarku dalam hati.
“belum” jawabku singkat.
“belum” jawabku singkat.
Aku
teringat soal sms yang tadi sore. Aku pun segera mengganti baju dan bergegas
menuju taman tanpa sepengetahuan kak ricky.
***
Sampailah
aku di taman kota, tak kulihat ada seorang pun di sana, aku coba menghubungi
lagi no yang tadi. Terdengar suara bunyi hp dari arah sebelah kanan tak jauh dari
tempat aku berdiri saat ini. Sepertinya itu aldi gumamku dalam hati. Aku berjalan
menghampiri pria itu dengan rasa penasaran.
“aldi?”
sapaku terhadap pria itu. Setelah pria itu menoleh dan menatapku, ternyata
benar dia aldi sahabatnya putra.
“jadi kamu yang ngsms itu? Hah? Knapa pake emotion kiss segala? Kamu tau kan aku itu pacar sahabat kamu? Kalo putra tau gimana?” keselnya aku sama kelakuan aldi yg ngesms kaya gitu.
“udah ngomongnya? Maafin aku, aku disuruh sama putra”
“terus kalo kamu disuruh putra, mana dia? Kenapa ga dia yang nemuin aku?”
“dia hanya nitip ini sama aku” ucap aldi sambil memberikan sepucuk surat berwarna biru muda, suratnya lucu sekali.
“ini dari putra?”
“iya”
aku mengambil surat itu dan duduk di bangku taman kemudian aku membuka surat yang berwarna biru muda itu.
“Dear Nuri :*
selamat malam cantik ,kamu lagi ngapain? Lagi sama aldi yah? Maaf aku nyuruh aldi melakukan semua ini. maafin aku juga sayang, selama ini aku menyembunyikan semua ini dari kamu, semua aku lakukan karna aku gamau liat kamu sedih dengan penyakit yang aku derita. oh iyah Selamat ulang tahun ya cantik , maaf dihari ultah kamu, aku ga ada disamping kamu, tapi percayalah aku ga lupa sama hari ultah kamu sayang. aku sayaaaaang banget sama kamu, kamu wanita terindah yang pernah ada di hatiku, mungkin setelah kamu baca surat ku ini , aku sudah ga ada di dunia lagi. Tetap jadi bidadari buat ku yah sayang, aku akan bawa cinta ini pergi, makasih selama ini udah jagain aku, aku bakal selamanya sayang sama kamu cantik,jangan tangisi kepergianku. I LOVE YOU… :*
Love
“jadi kamu yang ngsms itu? Hah? Knapa pake emotion kiss segala? Kamu tau kan aku itu pacar sahabat kamu? Kalo putra tau gimana?” keselnya aku sama kelakuan aldi yg ngesms kaya gitu.
“udah ngomongnya? Maafin aku, aku disuruh sama putra”
“terus kalo kamu disuruh putra, mana dia? Kenapa ga dia yang nemuin aku?”
“dia hanya nitip ini sama aku” ucap aldi sambil memberikan sepucuk surat berwarna biru muda, suratnya lucu sekali.
“ini dari putra?”
“iya”
aku mengambil surat itu dan duduk di bangku taman kemudian aku membuka surat yang berwarna biru muda itu.
“Dear Nuri :*
selamat malam cantik ,kamu lagi ngapain? Lagi sama aldi yah? Maaf aku nyuruh aldi melakukan semua ini. maafin aku juga sayang, selama ini aku menyembunyikan semua ini dari kamu, semua aku lakukan karna aku gamau liat kamu sedih dengan penyakit yang aku derita. oh iyah Selamat ulang tahun ya cantik , maaf dihari ultah kamu, aku ga ada disamping kamu, tapi percayalah aku ga lupa sama hari ultah kamu sayang. aku sayaaaaang banget sama kamu, kamu wanita terindah yang pernah ada di hatiku, mungkin setelah kamu baca surat ku ini , aku sudah ga ada di dunia lagi. Tetap jadi bidadari buat ku yah sayang, aku akan bawa cinta ini pergi, makasih selama ini udah jagain aku, aku bakal selamanya sayang sama kamu cantik,jangan tangisi kepergianku. I LOVE YOU… :*
Love
Putra “
Setelah
membaca surat dari putra yang diberikan aldi kepadaku, aku tak percaya sama
semua yang di tulis putra dalam surat tadi. Aku meminta aldi untuk mengantar ku
ke RS dimana tempat putra di rawat.
Selama di perjalanan aldi menceritakan semuanya.